Translate

Wednesday, September 26, 2012

jk berpendapat tentang kasus century






"Saya sama sekali tidak tahu. Mereka rapat malam-malam, mereka rahasiakan kepada saya," kata Jusuf Kalla seusai menghadiri rapat dengar pendapat dengan Timwas Century DPR di Gedung DPR, Jakarta, Rabu.


JK menyatakan tidak bisa mengambil inisiatif mengingat pentingnya rapat tersebut. Dia menegaskan akan menghadiri rapat soal dana talangan itu kalau dirinya memang diundang. "Saya hadir kalau diundang. Kalau tak diundang mau apa?. Masak saya mau terobos-terobos saja?," katanya.
Meski tidak memerinci penyebab ia tidak diundang, namun JK mengakui sejak awal dirinya memang tidak setuju untuk memberikan semacam "blanket guarantee" terhadap bank-bank yang bermasalah termasuk Bank Century. Dia menegaskan bank bermasalah seperti Bank Century itu tidak bisa diberikan jaminan penuh, layaknya seperti "blanket guarantee".
Dalam rapat dengar pendapat, JK mengakui Bank Century kalah kliring pada 13 November 2008. Di saat yang bersamaan, Kepala Negara sedang berada di luar negeri, sehingga dirinya pun bertugas menjalankan tugas-tugas pemerintahan dalam negeri. Menurut JK, pada tanggal 20 November, dirinya menggelar rapat membahas kondisi ekonomi Indonesia dan mendapat laporan bahwa perekonomian Indonesia aman terkendali. Gubernur Bank Indonesia saat itu, Boediono, pun tak melaporkan soal kondisi Bank Century. "Dua jam kemudian baru saya mendapat laporan seolah negeri ini mau kiamat," kata JK.
JK menyatakan mendapat laporan negara telah kehilangan uang Rp2,5 triliun. Menurutnya, negara sudah dirampok dan hal itu juga diakui oleh Boediono sehinga JK memerintahkan penangkapan pelaku perampokan uang negara tersebut. "Tapi tak mau ditangkap pula. Itulah operasi senyap. Kalau dirinya sebagai pejabat Presiden tak boleh tahu, apalagi Anda (Timwas Century)," kata JK kepada anggota Timwas.
Jusuf Kalla mengatakan jika mau dilakukan pemeriksaan, maka Bank Indonesia (BI)-lah yang harus diperiksa. "Seharusnya, BI ditanyakan alasannya menyatakan Century sebagai masalah sistemik. Padahal, seluruh notulen rapat membahas ekonomi Indonesia tak pernah menyinggung masalah sistemik. Bahkan Menteri Keuangan Sri Mulyani pun tak menyebutkan hal tersebut," kata JK.


No comments:

Post a Comment